Minggu, 15 April 2012

Laporan Praktikum DDPA


Laporan Modul  II

Pemisahan Iod dengan Metode Ekstraksi Pelarut dengan Menggunakan Corong Pisah
Oleh

                            Nama           : Emilia Usman
                            NIM              : 441-410-057
                            Kelas           : A
                            Semester     : IV  








JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012
MODUL II
A.     Judul
Pemisahan Iod dengan Metode Ekstraksi Pelarut dengan Menggunakan Corong Pisah
B.     Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah.
C.    Dasar Teori
1.    Pengertian ekstraksi
Menurut buku Wikipedia Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Menurut Nurul Kurmiati bahwa Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyarian, merupakan suatu proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Penyarian merupan proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi kedalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Kegunaan besar dari penyarian ini adalah kemungkinan untuk pemisahan dua senyawa atau lebih berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya (Kd) (Rudi, 2010)
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut (Eby, 2009)
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa air yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik (fasa organik). Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air (fasa air). (Suyanti, 2008)
Jika dilihat dari pengertian di atas pada dasarnya semua mempunyai makna yang sama dan tujuan yang sama dan saya dapat menyimpulkan bahwa pengertian ekstraksi pelarut yaitu suatu pemisahan mengenai distribusi zat terlarut (solut) di antara dua fasa yang tidak saling campur.
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Rahayu, 2009).
2.    Prinsip kerja
Metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut dimana zat terlarut (solut) atau bahan yang dipisahkan terdistribusi antara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan relatifnya.
Prinsip percobaan ini didasari oleh hukum Distribusi Nernst yaitu zat terlarut akan terbagi dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga dalam keadaan setimbang, perbandingan kedua zat akan konstan dalam temperature dan tekanan yang konstan juga. Kemudian didasari oleh hukum like dissolve like yaitu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut dalam pelarut nonpolar sehingga terbentuk campuran baru antara kedua ikatan yang sejenis.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
Prinsip  dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen dari zat terlarut di dalam dua campuran pelarut yang tidak saling bercampur. Biasanya digunakan dalam kimia organik dan lain - lain. Jika zat terlarut antara dua cairan tidak saling larut, ada suatu hubungan yang tepat antara konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan terdistribusikan atau terbagi dalam kedua pelarut tersebut berdasarkan koefisien distribusi. 

 Hukum fase Gibb’s menyatakan bahwa :
 P + V = C + 2                                    Keterangan :  P = fase
 C = Komponen
 V = Derjat kebebasan
3.    Perbandingan distribusi dan Penurunan Rumus
Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
K = konsentrasi zat terlarut dalam pelarut pertama dibagi konsentrasi zat terlarut dalam pelarut kedua
Agar solut A terdistribusi antara dua fasa atau pelarut 1 (organik) dan pelarut 2 (air), yang saling tidak bercampur satu sama lain,harus berlaku hukum distribusi Nernst
Solut 1/solut 2  =  [A 1]/[A2]  =Kd               ................(1)
Kd dinamakan koefisien distribusi atau koefisien partisi.
Hukum ini hanya dapat diterapkan terhadap larutan Sangat encer, karena dalam larutan encer perbandingan keaktifan mendekati satu. Hukum ini juga tidak berlaku apabila spesies yang terdistribusi mengalami disosiasi, asosiasi ataupun pengkompleksan dalam masing-masing pelarut. Karena dalam masing-masing pelarut selalu ada kemungkinan terjadinya disosiasi, asosiasi ataupun pengkompleksan, koefisien distribusi ini tidak dapat dipakai dengan sempurna. Lebih baik jika dipakai pembanding distribusi, D, berupa angka banding konsentrasi analitik solut atau konstituen dalam kedua pelarut yang saling tidak bercampur satu sama lain. Untuk sistem sederhana tidak ada perbedaan antara koefisien distribusi ataupun pembanding distribusi, karena hanya ada sebuah spesies.
Jika misalnya yang diekstraksi adalah asam lemah dari larutannya dalam air kedalam pelarut organik, maka harus dipakai pembanding distribusi  sebagai berikut:
dimana [CHA] menggambarkan konsentrasi analitik HA baik dalam larutan air maupun pelarut organik.
Perlu diketahui bahwa didalam air ;        
CHA  = [HA(Aq)] + [A-(Aq) ] 
sedangkan dalam pelarut organik, HA tidak mengalami penguraian berarti sehingga
C [org]  =   [HA(org)].
Berdasarkan pnjelasan ini dapat dituliskan:
                                                        ....................(2)
Dimana [A] adalah hasil penguraian HA dalam air, yang dapat diganti dengan
[A] = Ka [HA]/[H3O+] .................(3)
Sehingga rumus D diatas disusun ulang  menjadi,

 


Persamaan terakhir ini dapat dipakai untuk menghitung pembanding distribusi dan kuantitas HA terekstraksi dari larutan air dengan harga pH berbeda-beda.
4.    Kesempurnaan Hasil Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan cukup satu kali saja, atau dapat juga dilakukan berulang kali.  Jika misalnya dalam V0 mL larutan air terdapat A0 mmol HA yang diekstraksi kemudian memakai V0 mL pelarut organik, maka dalam keadaan kesetimbangan sisa mmol HA dalam air adalah A1 sedangkan (A0 – A1) mmol HA terdistribusi kedalam pelarut organik. Konsentrasi analitik HA dalam tiap lapisan pelarut adalah,
            C0 = (A0 - A1)/V0 dan Ca = A1- V0.
Berdasarkan hubungan D   =   C0/Ca   didapat:
……………………(4)

Jika ekstraksi dilakukan satu kali lagi memakai volum pelarut organik yang sama jumlahnya dengan yang dipakai pertama kali, akan didapat,        
 



Persamaan 5 diatas adalah sisa mmol HA yang tertinggal dalam air setelah ekstraksi dua kali. Secara umum jika dilakukan ekstraksi n kali, setiap kali memakai jumlah V0  yang sama dapat diturunkan bahwa sisa HA tertinggal dalam air adalah,
 


Dengan memakai konsentrasi analitik awal dan akhir HA dalam air, rumus terakhir diatas dapat disusun ulang menjadi,

5.    Contoh ekstraksi berulang kali
Pembanding distribusi I2 antara CCl4 dan H2O adalah 85,0. Hitung sisa konsentrasi I2 tertinggal jika 50,0 mL larutan 1,00 × 10-3 M I2 dalam air dieksraksi dengan

a.    1 × 50,0 mL CCl4
b.    2 × 25 mL CCl4
c.    5 × 10 mL CCl4
Jawab
a.     
b.     
c.     

D.    Alat dan Bahan
·         alat
 


                                                                            


            Corong Pisah                                   Gelas Arloji                Statif dan Klem
http://www.p4tkipa.org/image/clip_image019.jpghttp://www.p4tkipa.org/image/clip_image005.jpg
                                                                                          



Neraca Analitik                          Gelas Kimia                    Gelas Ukur
                                        
·         Bahan
-          Iod  : Ketidakstabilan larutan I2 disebabkan oleh (i) penguapan I2, (ii) reaksi I2 dengan karet, gabus, dan bahan organik lain yang mungkin masuk dalam larutan lewat debu dan asap, (iii) oksidasi oleh udara pada pH rendah; oksidasi ini dipercepat oleh cahaya dan panas. Oleh karena itu, larutan sebaiknya di simpan dalam botol coklat yang gelap pada tempat sejuk serta dihindarkan kontak dengan bahan organik maupun gas pereduksi seperti SO2 dan H2S, Bersifat sebagai oksidator kuat dan mudah larut dalam  kloroform dan sedikit larut dalam air
-          Aquades : Bersifat polar
-          CHCL3    : Sangat reaktif terhadap zat lain, dapat diisolasi, beracun,     tidak larut dalam air, tidak stabil dan mudah menguap
E.     Prosedur Kerja
 



-          Memasukkan ke dalam Erlenmeyer
-          menambahkan 30 ml air
-          memasukkan kedalam corong pisah
-          menambahkan 30 ml CHCl3
-          mengocok campuran selama 5 menit
-          mendiamkan beberapa menit sampai terbentuk dua lapisan
-          lapisan bawah dipisahkan dengan lapisan atas
-          mengamati
-          menghitung konsentrasi iod pada air
Horizontal Scroll: 1x Ekstraksi 5.7x10-4
2x Ekstraksi 5.67x10-6
 
















F.     Hasil Pengamatan
Dik : Vair = 30 ml = 0.03 L
          I2  = 0.05 gram
          Mol I2    =
                      = 0.0000197 mol
                      = 0.00002 mol
          [I2]       =
                     = 0.00066 M
                     = 0.0007 M
           D       =
                     =  = 0.22
           A1     = Ao x
                     = 0.0007 M x
                     = 0.0007 M x
                     = 0.0007 M x 0.08196
                     = 5.7x10-4  M
                   A2     = Ao x
                            = 0.0007 M x
                            = 0.0007 M x
                            = 0.0007 M x 8.1x10-3
                            = 5.67x10-6  M







G.    Pembahasan
Pada percobaan ini kita akan menentukan konsentrasi iod yang terdistribusi ke pelarut organik dan pelarut air. Mula-mula kita menimbang 0,005 gr iod dengan neraca analitik. Kemudian kita menambahkan 30 ml air pada iod. Mengaduk sampai iod larut dalam air. Pada saat iod dilarutkan dalam air tidak terjadi perubahan warna, masih bening seperti warna air. Larutan tadi dimasukkan dalam corong pisah.
Kemudian kita mengukur 30 ml klorofrom dan menambahkan pada corong pisah. Kita kocok selama 5 menit dan jangan lupa pada saat pengocokan diselangi dengan membuka kran corong pisah agar gas yang terbentuk pada saat pengocokan bisa keluar. Pada saat membuka kran jangan menghadapkan lubang kran corong pisah ke wajah kita. Karena kemungkinan gas yang dihasilkan dari larutan tersebut berbahaya bagi kita. Pada saat dan setelah dikocok terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Kemudian mendiamkan beberapa menit sampai larutan tersebut menjadi dua lapisan. Lapisan bawah adalah pelarut organik dan lapisan atas pelarut air. Hal ini terjadi karena massa jenis klorofrom (1.48 Kg/L) lebih besar dari pada massa jenis air (1Kg). Pada pelarut organik terbentuk warna merah muda dan pada pelarut air bening tapi ada warna merah muda pada permukaan air.
Dari perubahan warna klorofrom dapat diketahui bahwa terjadi distribusi iod. Dalam hal ini iod lebih banyak terdistribusi pada klorofrom dibandingkan pada air. Karena sifat klorofrom yang bersifat polar. Tapi pada air juga ada yang terdistribusi. Sehingga pada air juga terdapat iod.
Kita mengambil lapisan bawah (pelarut organik) dengan membuka kran corong pisah secara perlahan sampai batas lapisan tersebut. Lapisan atas (pelarut air) masih pada corong pisah ditambah kembali dengan klorofrom untuk mensubtitusi kembali iod yang ada pada pelarut air.
Mengocok kembali beberapa menit dan membiarkan tidak berapa lama. Pada saat ditambahkan dengan klorofrom pelarut air berubah warna dari bening menjadi keruh dan pada pelarut organik atau klorofrom menjadi bening. Dari perubahan warna pelarut organik atau air menjadi keruh dapat di ketahui bahwa terjadi distribusi iod.
Mengambil atau memisahkan antara lapisan atas (pelarut air) dengan lapisan bawah (pelarut organik). Membuka kran secara perlahan sampai batas lapisan. Mengambil lapisan atas dengan membuka kran secara perlahan sampai larutan yang ada pada corong pisah habis. Selanjutnya kita mengukur ketiga larutan pada gelas ukur untuk menentukan konsentrasi iod yang terdistribusi pada air pada penyaringan 1x dan penyaringan 2x. Setelah dihitung ternyata konsentrasi iod yang terdistribusi pada penyaring pertama adalah 5.7x10-4 M dan pada penyaringan kedua adalah 5.67x10-6 M.



H.    Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah percobaan ini yaitu:
ü  Kesimpulan yang dapat diambil setelah percobaan ini yaitu : Iod dapat terdistribusi pada pelarut organik dan pelarut air.
ü  Konsentrasi iod yang terdistribusi pada air lebih besar pada penyaringan yang pertama.
ü  Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
ü  Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua  pelarut yang tidak saling bercampur.


Praktikan

                                                                                  Emilia Usman
                                                                                               441-410-057

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Laporan Analitik. https://chomeita.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-analitik/laporan-ooh-laporan/ di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.14 WITA
Anonim. 2012. Ekstraksi Pelarut. http://lordbroken.wordpress.com/ 2010/02/17/ ekstraksi-pelarut/ di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.05 WITA
Anonim. 2011. Ekstraksi Pelarut. http://mypagebook.blogspot.com/ 2011/11/ ekstraksi-pelarut.html di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.10 WITA
Isnan togona. 2012. Ekstraksi Pelarut. http://isnantogona.blog.unissula.ac.id/ 2012/02/02/ekstrasi-pelarut/ di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.13 WITA
Kurniawan, Rahmat. 2011. Ekstraksi Pelarut. Bandung: Universitas Jenderal Achmad Yani. http://www.ekstraksi-pelarut.html di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.05 WITA
Rohyami. 2012. Ekstraksi Pelarut. http://rohyami.staff.uii.ac.id /2012/04/10/ ekstraksi-pelarut/ di unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.08 WITA
Team Teaching DDPA. 2012. Penuntun Praktikum DDPA. Gorontalo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar