Laporan
Modul II
Pemisahan
Iod dengan Metode Ekstraksi Pelarut dengan Menggunakan Corong Pisah
Oleh
Nama : Emilia Usman
NIM : 441-410-057
Kelas : A
Semester : IV
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2012
MODUL II
A. Judul
Pemisahan Iod dengan Metode Ekstraksi Pelarut
dengan Menggunakan Corong Pisah
B. Tujuan
Agar
mahasiswa dapat memahami ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah.
C. Dasar
Teori
1. Pengertian
ekstraksi
Menurut buku Wikipedia Ekstraksi
adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya
pelarut organik.
Menurut
Nurul Kurmiati bahwa Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan
pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara
dua fasa cair yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi
pelarut atau biasa disebut penyarian, merupakan suatu proses pemisahan dimana
suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Penyarian
merupan proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi kedalam dua pelarut
yang tidak saling bercampur. Kegunaan besar dari penyarian ini adalah
kemungkinan untuk pemisahan dua senyawa atau lebih berdasarkan perbedaan
koefisien distribusinya (Kd) (Rudi, 2010)
Ekstraksi
pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform.
Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam
kedua fase pelarut (Eby, 2009)
Ekstraksi
pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa air
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan
secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini
dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Melalui proses ekstraksi,
ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik (fasa
organik). Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari
larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur
dengan air (fasa air). (Suyanti, 2008)
Jika dilihat
dari pengertian di atas pada dasarnya semua mempunyai makna yang sama dan
tujuan yang sama dan saya dapat menyimpulkan bahwa pengertian ekstraksi pelarut
yaitu suatu pemisahan mengenai distribusi zat terlarut (solut) di antara dua
fasa yang tidak saling campur.
Ekstraksi
adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran
bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali
dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan.
Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah (Rahayu, 2009).
2. Prinsip
kerja
Metode
pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut dimana
zat terlarut (solut) atau bahan yang dipisahkan terdistribusi antara kedua
lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan relatifnya.
Prinsip
percobaan ini didasari oleh hukum Distribusi Nernst yaitu zat terlarut akan
terbagi dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga dalam keadaan
setimbang, perbandingan kedua zat akan konstan dalam temperature dan tekanan
yang konstan juga. Kemudian didasari oleh hukum like dissolve like yaitu
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut
dalam pelarut nonpolar sehingga terbentuk campuran baru antara kedua ikatan
yang sejenis.
Prinsip
metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen,
karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
Prinsip
dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen dari zat terlarut
di dalam dua campuran pelarut yang tidak saling bercampur. Biasanya digunakan
dalam kimia organik dan lain - lain. Jika zat terlarut antara dua cairan tidak
saling larut, ada suatu hubungan yang tepat antara konsentrasi zat terlarut
dalam kedua fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan
terdistribusikan atau terbagi dalam kedua pelarut tersebut berdasarkan
koefisien distribusi.
Hukum fase Gibb’s menyatakan
bahwa :
P + V = C + 2 Keterangan : P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan
3. Perbandingan
distribusi dan Penurunan Rumus
Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
K = konsentrasi zat terlarut dalam pelarut pertama
dibagi konsentrasi zat terlarut dalam pelarut kedua
Agar solut A terdistribusi
antara dua fasa atau pelarut 1 (organik) dan pelarut 2 (air), yang saling tidak
bercampur satu sama lain,harus berlaku hukum distribusi Nernst
Solut 1/solut 2 = [A 1]/[A2] =Kd ................(1)
Kd dinamakan koefisien distribusi atau koefisien partisi.
Hukum ini hanya dapat
diterapkan terhadap larutan Sangat encer, karena dalam larutan encer
perbandingan keaktifan mendekati satu. Hukum ini juga tidak berlaku apabila spesies yang
terdistribusi mengalami disosiasi, asosiasi ataupun pengkompleksan dalam
masing-masing pelarut. Karena dalam masing-masing pelarut selalu ada
kemungkinan terjadinya disosiasi, asosiasi ataupun pengkompleksan,
koefisien distribusi ini tidak dapat dipakai dengan
sempurna. Lebih
baik jika dipakai pembanding distribusi, D, berupa angka banding konsentrasi
analitik solut atau konstituen dalam kedua pelarut yang saling tidak bercampur
satu sama lain. Untuk sistem sederhana tidak ada perbedaan antara
koefisien distribusi ataupun pembanding distribusi, karena hanya ada sebuah
spesies.
Jika misalnya yang
diekstraksi adalah asam lemah dari larutannya dalam air kedalam pelarut
organik, maka harus dipakai pembanding distribusi sebagai berikut:
dimana [CHA]
menggambarkan konsentrasi analitik HA baik dalam larutan air maupun pelarut
organik.
Perlu diketahui
bahwa didalam air ;
CHA = [HA(Aq)] + [A-(Aq)
]
sedangkan dalam
pelarut organik, HA tidak mengalami penguraian berarti sehingga
C [org] = [HA(org)].
Berdasarkan
pnjelasan ini dapat dituliskan:
....................(2)
Dimana [A] adalah hasil penguraian HA dalam air, yang
dapat diganti dengan
[A] = Ka [HA]/[H3O+] .................(3)
Sehingga rumus D
diatas disusun ulang menjadi,
Persamaan terakhir
ini dapat dipakai untuk menghitung pembanding distribusi dan kuantitas HA
terekstraksi dari larutan air dengan harga pH berbeda-beda.
4. Kesempurnaan
Hasil Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan cukup satu kali saja, atau
dapat juga dilakukan berulang kali. Jika
misalnya dalam V0 mL larutan air terdapat A0 mmol HA yang
diekstraksi kemudian memakai V0 mL pelarut organik, maka dalam
keadaan kesetimbangan sisa mmol HA dalam air adalah A1 sedangkan (A0
– A1) mmol HA terdistribusi kedalam pelarut organik. Konsentrasi
analitik HA dalam tiap lapisan pelarut adalah,
C0
= (A0 - A1)/V0 dan Ca = A1-
V0.
Berdasarkan
hubungan D = C0/Ca didapat:
……………………(4)
Jika ekstraksi dilakukan satu kali lagi memakai volum
pelarut organik yang sama jumlahnya dengan yang dipakai pertama kali, akan
didapat,
Persamaan 5 diatas adalah sisa mmol HA yang tertinggal
dalam air setelah ekstraksi dua kali. Secara umum jika dilakukan ekstraksi n
kali, setiap kali memakai jumlah V0 yang
sama dapat diturunkan bahwa sisa HA tertinggal dalam air adalah,
Dengan
memakai konsentrasi analitik awal dan akhir HA dalam air, rumus terakhir diatas
dapat disusun ulang menjadi,
5. Contoh
ekstraksi berulang kali
Pembanding distribusi I2 antara CCl4 dan H2O
adalah 85,0. Hitung sisa konsentrasi I2 tertinggal jika 50,0 mL
larutan 1,00 × 10-3 M I2 dalam air dieksraksi dengan
a. 1 × 50,0 mL CCl4
b. 2 × 25 mL CCl4
c. 5 × 10 mL CCl4
Jawab
a.
b.
c.
D. Alat
dan Bahan
·
alat
Corong
Pisah Gelas
Arloji Statif
dan Klem
Neraca Analitik Gelas
Kimia Gelas Ukur
·
Bahan
-
Iod : Ketidakstabilan larutan I2
disebabkan oleh (i) penguapan I2, (ii) reaksi I2
dengan karet, gabus, dan bahan organik lain yang mungkin masuk dalam larutan
lewat debu dan asap, (iii) oksidasi oleh udara pada pH rendah; oksidasi ini
dipercepat oleh cahaya dan panas. Oleh karena itu, larutan sebaiknya di simpan
dalam botol coklat yang gelap pada tempat sejuk serta dihindarkan kontak dengan
bahan organik maupun gas pereduksi seperti SO2 dan H2S,
Bersifat sebagai oksidator kuat dan mudah larut dalam kloroform dan sedikit larut dalam air
-
Aquades :
Bersifat polar
-
CHCL3 :
Sangat reaktif terhadap zat lain, dapat diisolasi, beracun, tidak larut dalam air, tidak stabil dan
mudah menguap
E. Prosedur
Kerja
-
Memasukkan ke dalam Erlenmeyer
-
menambahkan 30 ml air
-
memasukkan kedalam corong pisah
-
menambahkan 30 ml CHCl3
-
mengocok campuran selama 5 menit
-
mendiamkan beberapa menit sampai terbentuk
dua lapisan
-
lapisan bawah dipisahkan dengan lapisan atas
-
mengamati
-
menghitung konsentrasi iod pada air
F. Hasil
Pengamatan
Dik : Vair = 30
ml = 0.03 L
I2 = 0.05 gram
Mol I2 =
= 0.0000197 mol
= 0.00002 mol
[I2] =
= 0.00066 M
= 0.0007 M
D =
= = 0.22
A1 = Ao x
= 0.0007 M x
= 0.0007 M x
= 0.0007 M x 0.08196
= 5.7x10-4 M
A2 = Ao x
= 0.0007 M x
= 0.0007 M x
= 0.0007 M x
8.1x10-3
= 5.67x10-6 M
|
G. Pembahasan
Pada percobaan ini kita akan
menentukan konsentrasi iod yang terdistribusi ke pelarut organik dan pelarut
air. Mula-mula kita menimbang 0,005 gr iod dengan neraca analitik. Kemudian
kita menambahkan 30 ml air pada iod. Mengaduk sampai iod larut dalam air.
Pada saat iod dilarutkan dalam air tidak terjadi perubahan warna, masih
bening seperti warna air. Larutan tadi dimasukkan dalam corong pisah.
Kemudian kita mengukur 30 ml
klorofrom dan menambahkan pada corong pisah. Kita kocok selama 5 menit dan
jangan lupa pada saat pengocokan diselangi dengan membuka kran corong pisah
agar gas yang terbentuk pada saat pengocokan bisa keluar. Pada saat membuka
kran jangan menghadapkan lubang kran corong pisah ke wajah kita. Karena
kemungkinan gas yang dihasilkan dari larutan tersebut berbahaya bagi kita.
Pada saat dan setelah dikocok terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Kemudian mendiamkan beberapa menit
sampai larutan tersebut menjadi dua lapisan. Lapisan bawah adalah pelarut
organik dan lapisan atas pelarut air. Hal ini terjadi karena massa jenis
klorofrom (1.48 Kg/L) lebih besar dari pada massa jenis air (1Kg). Pada
pelarut organik terbentuk warna merah muda dan pada pelarut air bening tapi
ada warna merah muda pada permukaan air.
Dari perubahan warna klorofrom
dapat diketahui bahwa terjadi distribusi iod. Dalam hal ini iod lebih banyak
terdistribusi pada klorofrom dibandingkan pada air. Karena sifat klorofrom
yang bersifat polar. Tapi pada air juga ada yang terdistribusi. Sehingga pada
air juga terdapat iod.
Kita mengambil lapisan bawah
(pelarut organik) dengan membuka kran corong pisah secara perlahan sampai
batas lapisan tersebut. Lapisan atas (pelarut air) masih pada corong pisah
ditambah kembali dengan klorofrom untuk mensubtitusi kembali iod yang ada
pada pelarut air.
Mengocok kembali beberapa menit
dan membiarkan tidak berapa lama. Pada saat ditambahkan dengan klorofrom
pelarut air berubah warna dari bening menjadi keruh dan pada pelarut organik
atau klorofrom menjadi bening. Dari perubahan warna pelarut organik atau air
menjadi keruh dapat di ketahui bahwa terjadi distribusi iod.
Mengambil atau memisahkan antara
lapisan atas (pelarut air) dengan lapisan bawah (pelarut organik). Membuka
kran secara perlahan sampai batas lapisan. Mengambil lapisan atas dengan
membuka kran secara perlahan sampai larutan yang ada pada corong pisah habis.
Selanjutnya kita mengukur ketiga larutan pada gelas ukur untuk menentukan
konsentrasi iod yang terdistribusi pada air pada penyaringan 1x dan
penyaringan 2x. Setelah dihitung ternyata konsentrasi iod yang terdistribusi
pada penyaring pertama adalah 5.7x10-4 M
dan pada penyaringan kedua adalah 5.67x10-6 M.
|
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil setelah percobaan ini yaitu:
ü Kesimpulan
yang dapat diambil setelah percobaan ini yaitu : Iod dapat terdistribusi pada
pelarut organik dan pelarut air.
ü Konsentrasi
iod yang terdistribusi pada air lebih besar pada penyaringan yang pertama.
ü Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik
ü Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua pelarut yang tidak saling bercampur.
|
Praktikan
Emilia
Usman
441-410-057
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Laporan Analitik. https://chomeita.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-analitik/laporan-ooh-laporan/ di
unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.14 WITA
Anonim.
2012. Ekstraksi Pelarut. http://lordbroken.wordpress.com/
2010/02/17/ ekstraksi-pelarut/ di unduh pada tanggal 10
April 2012 pukul 12.05 WITA
Anonim. 2011. Ekstraksi Pelarut. http://mypagebook.blogspot.com/
2011/11/ ekstraksi-pelarut.html di unduh pada tanggal 10
April 2012 pukul 12.10 WITA
Isnan togona. 2012. Ekstraksi
Pelarut. http://isnantogona.blog.unissula.ac.id/
2012/02/02/ekstrasi-pelarut/ di unduh pada tanggal 10
April 2012 pukul 12.13 WITA
Kurniawan, Rahmat. 2011. Ekstraksi Pelarut. Bandung: Universitas Jenderal Achmad Yani. http://www.ekstraksi-pelarut.html di
unduh pada tanggal 10 April 2012 pukul 12.05 WITA
Rohyami.
2012. Ekstraksi Pelarut. http://rohyami.staff.uii.ac.id
/2012/04/10/ ekstraksi-pelarut/ di unduh pada tanggal
10 April 2012 pukul 12.08 WITA
Team Teaching DDPA.
2012. Penuntun Praktikum DDPA. Gorontalo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar