KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin.....
Segala puji bagi Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
dan kuasa-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada para sahabat, keluarga dan semoga
curahan rahmat itu bisa sampai kepada kita yang masih konsisten meneruskan
ajaran beliau.
Makalah ini berjudul ‘GOLONGAN HALOGEN DAN HALIDA’.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam rangka memajukan pendidikan dan pengetahuan kita akan Halogen
dan Halida, sifat sifatnya, serta cara pembuatannya..
Aamiin.....
Gorontalo, November 2011
Penyusun
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................................................ 1
Daftar
Isi ...................................................................................................... 2
Bab
1. Pendahuluan .................................................................................... 3
a. Latar Belakang ..................................................................................... 3
b. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
c. Tujuan ................................................................................................... 4
Bab
2. Pembahasan ..................................................................................... 5
a. Golongan Halogen ................................................................................ 5
b. Halida .................................................................................................... 7
c. Sifat Halogen ...................................................................................... 11
d. Reaksi Pada Halogen .......................................................................... 12
e. Pembuatan Halogen ............................................................................ 14
Bab
3. Penutup .......................................................................................... 16
a. Kesimpulan ........................................................................................ 16
b. Saran .................................................................................................. 16
Daftar
Pustaka ........................................................................................... 17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Halogen berada pada golongan 7(VII atau VIIA pada sistem lama).
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk maka dari itu halogen
disebut pembentuk garam. Halogen memiliki 7e- valensi, sehingga
sangat reaktif karena mudah menerima 1e. Mereka membutuhkan satu tambahan
elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion
negatif ini disebut ion halida.Rumus kulit dari halogen ini adalah ns2
np5 dan pada suhu kamar, unsur-unsur halogen dapat membentuk
molekul diatomik.
F2 Cl2(gas) Br2(cair)
I2(Padat)
Adapun tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang halogen yaitu, Jons Jacob
Barzelius
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga
unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam
dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida.
Sebenarnya dalam tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya
Ion clorida (Cl) merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan
tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I)
merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.
Akan tetapi unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan
bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Oleh karena itu unsur-unsur nonlogam
ini dinamakan HALOGEN, yang berasal dari kata halos=garam genes=pembentuk jadi
artinya pembentuk garam.
Unsur nonlogam yang termasuk ke dalam golongan Halogen yaitu Fluor (F2),
Klor (Cl2), Brom (Br2), Iodium I2, dan Astatin
(At2)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja unsur yang termasuk dalam
golongan Halogen/?
2. Apa itu Halida ?
3. Bagaimana sifat sifat Halogen ?
4. Apa saja reaksi pada Halogen ?
5. Bagaimana pembuatan Halogen ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui unsur unsur apa saja
yang terdapat dalam golongan Halogen,
2. Memahami dan mempelajari Halida,
3. Mempelajari sifat sifat Halogen,
4. Mempelajari reaksi Halogen, dan
5. Mengetahui cara pembuatan Halogen.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. UNSUR UNSUR PADA GOLONGAN HALOGEN
Asal
kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi
langsung dengan logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen
ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa. Konfigurasi elektron halogen
adalah ns2np5, dan halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk
struktur gas mulia yang merupakan kulit tertutup. Jadi atom halogen
mengeluarkan energi bila menangkap satu elektron. Jadi, perubahan entalpi
reaksi X(g) + e → X-(g) bernilai negatif. Walaupun afinitas elektron
didefinisikan sebagai perubahan energi penangkapan elektron, tanda positif
biasanya digunakan. Agar konsisten dengan perubahan entalpi, sebenarnya tanda
negatif yang lebih tepat.
Unsur unsur yang termasuk dalam
golongan Halogen adalah sebagai berikut :
1. Fluor (F)
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun
1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur
paling elektronegatif dan paling reaktif.Memiliki konfigurasi elektron
[He]2S22P5 . Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom
(F2), berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk
logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang.
Dan tahukan kamu? Dengan adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi
2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Flour memiliki titik didih -188⁰C dan titik lebur -220⁰C jika dibandingkan dengan unsur lainnya
dalam halogen. Flour merupakan unsur yang paling rendah titik didihnya,Massa
atom Relatif/Mr dari Flour ini adalah 18,9984.
2. Klor (Cl)
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh
Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai
gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor memiliki
konfigurasi elektron [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna
kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor
dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya
dapat membakar kulit.
Titik didih dari gas klor adalah -35⁰C dan titik leleh -220⁰C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari klor
ini adalah 35,453.
3. Brom (Br)
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Brom
memiliki konfigurasi elektron [Ar]4S24P5 merupakan zat
cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya
berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata
dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan
berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih
reaktif dari iodium.
Brom memiliki titik didih 59⁰C dan titik leleh -7⁰C. Massa atom relatif/Mr brom adalah 79,904.
4. Iodium (I)
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur
nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan yang memiliki konfigurasi
elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap pada temperatur biasa
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih).
Di alam ditemukan dalam air laut (airasin) garam chili,
dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan
CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan
hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat
melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Iodium memiliki titik didih 184⁰C dan titik leleh 144⁰C. Dengan Massa atom relatif/Mr 126,9045
5. Astatin (As)
Merupakan
unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan
partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R.
Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210)
mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang).
Astatin lebih logam disbanding
iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen
(AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk
molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi
adalah HAt dan CH3At.
B. HALIDA
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya
adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom
halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin. Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam
pada elemen grup 1 akan membentuk halida yang
berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan.
Ion halida adalah atom hidrogen yang mengikat muatan
negatif. Anion halida contohnya fluorida (F−), klorida (Cl−), bromida (Br−), iodida (I−) dan astatin (At−). Semua ion ini
terdapat pada garam halida ion.
Senyawa halida
seperti KCl, KBr dan KI dites menggunakan larutan perak nitrat, AgNO3. Senyawa halogen ini akan bereaksi dengan Ag+
dan membentuk endapan, dengan warna yang tergantung
dari halogennya:
a. Halida non Logam
Halida hampir semua non logam telah dikenal, termasuk
fluorida bahkan dari gas mulia kripton, Kr, dan xenon, Xe. Walaupun fluorida
menarik karena sifat uniknya sendiri, halida biasanya sangat penting sebagai
reaktan untuk berbagai senyawa non logam dengan mengganti halogen
·
Boron trifluorida, BF3, adalah gas tak bewarna (mp -127
oC dan bp -100 oC) yang memiliki bau mengiritasi dan beracun. Boron triflourida
digunakan sebagai katalis untuk reaksi jenis Friedel- Crafts. BF3 juga
digunakan sebagai katalis untuk polimerisasi kationik. BF3 berada di fasa gas ebagai
molekul monomer triangular dan membentuk aduk (aduct ikatan koordinasi)
dengan basa Lewis amonia, amina, eter, fosfin, dsb. sebab sifat asam Lewisnya
yang kuat. Aduk dietileter, (C2H5)2O:BF3, adalah cairan yang dapat didistilasi
dan digunakan sebagai reagen biasa. Aduk ini merupakan reaktan untuk preparasi
diboran, B2H6. Tetrafluoroborat, BF4 -, adalah anion tetrahedral yang dibentuk
sebagai aduk BF3 dengan garam logam alkali, garam perak dan NOBF4 serta asam
bebas HBF4 mengandung anion ini.
Karena
kemampuan koodinasinya lemah, anion ini digunakan untuk kristalisasi kompleks
kation logam transisi sebagai ion lawan seperti ClO4 AgBF4 dan NOBF4 juga
bermanfaat sebagai bahan pengoksidasi 1-e kompleks.
·
Tetrakhlorosilan, SiCl4, adalah cairan tak bewarna (mp
-70 oC dan bp 57.6 oC). Senyawa ini berupa molekul tetrahedral reguler, dan
bereaksi secara hebat dengan air membentuk asam silisikdan asam khlorida.
Senyawa ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku produksi silikon murni, senyawa
silikon organik dan silikone (silicone).
·
Fosfor trifluorida, PF3, adalah gas tak bewarna, tak
berbau, dan sangat beracun (mp -151.5 oC dan bp -101.8 oC). Molekulnya
berbentuk piramida segitiga. Karena senyawa ini penarik elektron seperti CO,
PF3 dapat menjadi ligan dan membentuk kompleks logam yang analog dengan kompleks
logam karbonil.
·
Fosfor pentakhlorida, PCl5, adalah zat kristalin tak
bewarna (tersublimasi tetapi terdekomposisi pada 160 °C). Molekulnya berbentuk trigonal
bipiramid dalam wujud gas, tetapi dalam kristal berupa pasangan ion
[PCl4]+[PCl6]- pada fasa padat. Walaupun senyawa ini bereaksi hebat dengan air
dan menjadi asam fosfat dan asam khlorida, PCl5 larut dan CS2 dan CCl4. PCl5
sangat bermanfaat untuk khlorinasi senyawa organik.
·
Arsen pentafluorida, AsF5, adalah gas tak bewarna (mp
-79.8 °C dan bp -52.9 °C). Molekulnya adalah trigonal
bipiramida. Walaupun senyawa ini terhidrolisis, senyawa ini larut dalam pelarut
organik. AsF5 adalah penangkap elektron yang kuat, senyawa ini dapat membentuk
kompleks donor-akseptor dengan donor elektron.
·
Belerang heksafluorida, SF6, adalah gas tak bewarna dan
tak berbau (mp. -50.8 °C dan titik sublimasi -63.8 °C). Molekulnya berbentuk
oktahedral. SF6 secara kimia tidak stabil dan sukar larut dalam air. Karena SF6
memiliki sifat penahan panas yang istimewa, tidak mudah terbakardan tahan
korosi, SF6 digunakan sebagai insulator
tegangan tinggi.
·
Belerang khlorida, S2Cl2, adalah cairan bewarna oranye
(mp -80 °C dan bp 138 °C). Mempunyai struktur yang sama
dengan hidrogen peroksida. Mudah larut dalam pelarut organik. S2Cl2 sebagai senyawa
anorganik industri, digunakan dalam skala besar untuk vulkanisasi karet, dsb.
b. Halida Non Logam
Banyak logam halida dibentuk oleh kombinasi 80 unsur logam
dan empat halogen. Karena terdapat lebih dari satu bilangan oksidasi khususnya
logam transisi, dikenal
beberapa jenis halida logam transisi. Halida ini sangat
penting sebagai bahan awal preparasi senyawa logam, dan kimia anorganik senyawa
logam bergantung pada halida logam. Ada halida rantai 1-dimensi, lapisan
2-dimensi, dan 3-dimensi, tetapi beberapa di antaranya adalah padatan kristalin
molekular. Penting dicatat halida logam transisi anhidrat biasanya senyawa
padat dan hidratnya adalah senyawa koordinasi dengan ligan air. Karena
kedimensionalan struktur adalah merupakan aspek paling menarik dalam struktur
dan sintesis, halida khas dideskripsikan dengan urutan dimensinya.
·
Merkuri(II) khlorida, HgCl2. HgCl2 adalah kristal tak
bewarna larut dalam air dan etanol. HgCl2 adalah molekul lurus triatomik dalam
fasa bebasnya.
Namun,
selain dua atom khlorin, empat khlorin dari molekul di dekatnya menempati
koordinasi dan merkuri menjadi heksakoordinat dalam keadaan kristalin. Senyawa
ini sangat toksik dan digunakan untuk mengawetkan kayu, dsb.
·
Aluminum trikhlorida, AlCl3. Kristal tak bewarna (mp 190
oC (2.5 atm) dan bp. 183 oC) yang tersublimasi bila dipanaskan. AlCl3 melarut
dalam etanol dan eter. AlCl3 adalah asam Lewis dan membentuk aduk dengan
berbagai basa. AlCl3 dalam cairan dan gas terdiri atas molekul yang berupa
dimer aluminum tetrakoordinasi dengan jembatan khlorin (Gambar 4.21), dan
berstruktur lamelar bila kristalin. AlCl3 digunakan dalam katalis asam Lewis
Friedel Craft, dsb.
·
Timah (IV) khlorida, cairan tak bewarna (mp -33 oC dan bp
114 oC). Dalam fasa gas berupa molekul tetrahedral.
·
Titanium (IV) khlorida, TiCl4. Cairan tak bewarna (mp -25
oC dan bp 136.4 oC). Molekul gasnya adalah tetrahedral mirip timah(IV)
khlorida. TiCl4 digunakan sebagai komponen katalis Ziegler Natta.
C. SIFAT SIFAT HALOGEN
1. Tabel Sifat Halogen
2. Tabel sifat Molekul halogen
Afiinitas
elektron khlorin (348.5 kJmol-1) adalah yang terbesar dan fluorin (332.6
kJmol-1) nilainya terletak di antara afinitas elektron khlorin dan bromin
(324.7 kJmol-1). Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua
halogen. Karena halogen dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan
dengan elektrolisis. Fluorin hanya berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya,
walaupun bilangan oksidasi halogen lain dapat bervariasi dari -1 ke +7.
Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit sifat kimianya
yang diketahui.
D. REAKSI REAKSI PADA HALOGEN
Reaksi
reaksi yang terjadi pada Halogen adalah sebagai berikut :
1.
Reaksi
Pendesakan
Dalam halogen terdapat istilah reaksi
pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika halogen yang terletak lebih
atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen
dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Dan berlangsung atau tidaknya suatu reaksi
dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF +Cl2
Br- + Cl2 → Br2
+ Cl‑
Br2 + 2I- → Br-
+ I2
Br2 + Cl- → (tidak
bereaksi)
I2 + Br- → (tidak
bereaksi)
2. Reaksi dengan Logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam
akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → 2NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik
jika energi ionisasinya rendah dan logamnya memiliki biloks rendah.
Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+.
Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3
3. Reaksi dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan non-logam akan
membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan
oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
4. Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereakksi dengan metaloid. Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
5. PROSES PEMBUATAN HALOGEN
Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87
V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga
merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh
F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat
dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu,
diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi, dan F. F.
H.
Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan elektrolisis
KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan reaksi ini.
Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia
anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk
produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses
pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan
Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Walaupun potensial reduksi khlorin lebih tinggi (+1.36 V)
dari oksigen (+1.23 V), potensial reduksi oksigen dapat dinaikkan (potensial
lebih =overvoltage) bergantung pada pemilihan elektroda yang digunakan
dalam proses elektrolisis.
Bromin didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin
dalam air garam. Mirip dengan itu.
iodin
dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung ion
I-.
Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di
bawah tanah dengan air garam yang mengandung I-, Jepang adalah negara utama
penghasil iodin.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Unsur unsur yang termasuk dalam
golongan halogen adalah Fluor, Klor, Brom, Iodium,. Dan Astatin.
2. Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya
adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom
halogen.
3. Halida terbagi atas Halida Logam
dan Halida Non Logam
B. SARAN
1. Bahan bahan kimia pada dasarnya
berbahaya jika kita salah gunakan, jadi marilah kita mulai dari diri kita
sendiri Untuk tidak menyalahgunakan bahan bahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Taro, Saito. 1996. Buku Teks
Kimia Anorganik Online (diterjemahkan oleh Ismunandar). http://ngori.files.wordpress.com/2006/06/kimia_anorganik.pdf (diakses tgl 13 desember 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Halida (diakses tgl 13 Desember 2011)
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/04/reaksi-reaksi-halogen.html (diakses tgl 13 Desember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar